. Masa
adaptasi dari masa remaja yang sebelumnya menjalani pendidikan menengah ke masa
dewasa muda yang mulai merintis pendidikan tinggi di perguruan tinggi membuat
dan menuntut terjadinya perubahan besar di dalam menata manajemen waktu anda.
Perubahan besar itu antara lain karena beberapa hal berikut ini:
- Meningkatnya peran dan tanggung jawab untuk belajar
mandiri;
- Banyaknya aktivitas baru yang harus diikuti, misal
olah raga baru, asosiasi mahasiswa dan/atau kelompok belajar baru,
kegiatan kemahasiswaan di dalam atau di luar kampus;
- Teman-teman dan pengalaman baru;
- Tuntutan untuk lebih banyak mengambil putusan mandiri
tanpa campur tangan dari orang tua atau keluarga;
- Tempat tinggal dan lingkungan baru;
- Kebutuhan yang lebih besar untuk misalnya melakukan
hal-hal rutin sehari-hari secara mandiri, misal berbelanja, memasak,
mencuci, membersihkan kamar, membayar beberapa tagihan rutin;
- Mungkin pula anda harus bekerja paruh waktu atau
mengurus keluarga yang tinggal bersama anda.
- BAGAIMANA CARA MEMPERBAIKI MANAJEMEN WAKTU?
Kunci dari
manajemen waktu adalah perencanaan (planning)! Tanpa ini, anda tidak akan
pernah berhasil menata waktu apalagi meraih hasil optimal. Betapapun enggannya
anda karena terkesan membosankan, namun menyusun daftar panjang kegiatan
ini-itu yang harus dilakukan, menyisihkan waktu sejenak untuk berpikir mana
dari daftar itu yang harus dipilih terlebih dahulu untuk dilaksanakan esok
hari, lusa, minggu depan atau bulan depan, adalah momen paling kritis bagi anda
untuk mengontrol waktu ‘hidup’ anda sendiri.
Berikut
ini langkah-langkah untuk membantu anda menyusun atau menata manajemen waktu:
- Buatlah buku agenda atau kalender atau catatan khusus,
baik secara manual ataupun elektronik;
- Tulis semua tanggal, hari, waktu yang berkaitan dengan
kegiatan akademik anda. Misal, tanggal ujian tengah dan akhir semester,
tanggal paling akhir menyerahkan tugas kelas, tanggal terakhir batas
pembayaran uang kuliah, tanggal perwalian akademik dengan dosen wali,
tanggal pendaftaran rencana studi, dstnya;
- Tulis semua tanggal, hari, dan waktu untuk kegiatan
yang bersifat sosial dan personal. Misal, kapan punya janji untuk
konsultasi ke dokter, kapan harus bayar tagihan listrik, tagihan uang
sewa kamar, jadwal kompetisi olah raga, jadwal untuk pulang ke rumah
orang tua di daerah, atau untuk berkunjung ke sanak famili, dstnya;
- Susun prioritas kegiatan yang terdapat di dalam daftar
b dan c di atas, mulai dari yang paling utama hingga paling tidak utama,
sehingga menghasilkan sebuah jadwal rutin mingguan. Contoh, anda dapat
menyusun jadwal dengan membagi serangkaian kegiatan anda ke dalam 4
(empat) kelompok yaitu:
- Aktivitas akademik yang sudah
‘fixed’ (sebagai prioritas paling utama):
- Jadwal kuliah kelas
- Jadwal praktikum
- Jadwal ke perpustakaan
- Jadwal tutorial wajib
- Jadwal belajar mandiri (di
luar kelas) harian
- Aktivitas sosial atau
personal yang sudah ‘fixed’ (juga sebagai prioritas paling utama):
- Jadwal rutin makan, minum
obat
- Jam tidur
- Waktu berolah raga
- Jadwal beribadah, perjalanan
‘mudik’
- Merawat hewan peliharaan
- Aktivitas akademik pendukung
(sebagai prioritas tetapi peringkat di bawah paling utama):
- Jadwal diskusi kelompok
untuk membuat tugas kelas
- Jadwal mentoring (tentatif
alias tidak diwajibkan oleh fakultas)
- Aktivitas sosial atau
personal pendukung (penting tetapi bukan prioritas utama):
- Jadwal berkunjung ke sanak
famili dan teman
- Jadwal berbelanja bahan
makanan, mencuci pakaian, membersihkan kamar
- Nonton pertunjukan konser
musik, teater, kompetisi olah raga
- Jadwal ke museum, pertemuan
pemuda di lingkungan tempat tinggal
- Jadwal rapat dalam
organisasi kemahasiswaan
- Jadwal untuk berkomunikasi
rutin dengan orang tua yang tidak tinggal serumah dengan anda
- Pastikan jadwal rutin mingguan anda itu terdiri dari
perpaduan yang seimbang di antara komponen/kelompok di atas. Di titik
inilah anda jarus belajar bijak untuk secara hati-hati tapi
bersungguh-sungguh memilih mana yang menjadi prioritas pertama, kedua,
dan seterusnya. Ingat, bahwa bagaimanapun anda sedang menjalani
pendidikan tinggi sehingga sudah layak dan sewajarnya jika anda
meletakkan aktivitas nomor 1 di atas di tempat tertinggi. Di sinilah
makna penting dari keseimbangan, maksudnya anda harus belajar menyusun
jadwal yang isinya seimbang di antara keempat kelompok di atas. Perlu
diketahui bahwa tujuan penyusunan jadwal rutin mingguan tersebut bukanlah
agar semua aktivitas itu terlaksana, melainkan lebih pada memastikan
bahwa hal-hal yang butuh untuk dikerjakan pada akhirnya memang benar anda
lakukan.
- Pastikan bahwa anda mematuhi jadwal rutin mingguan
yang anda susun. Misal, hadir di kelas pada semua perkuliahan, kerjakan
tugas dan belajar mandiri yang telah terjadwal, hindari kebiasaan menunda
pekerjaan (procrastination).
- PEDOMAN MENYUSUN MANAJEMEN WAKTU
Berikut
ini beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh anda sebagai pedoman untuk
menyusun manajemen waktu yang baik (selain kelima langkah dalam bagian 3 di
atas):
- Cukupkan waktu tidur antara 6 - 8 jam/per hari;
- Upayakan jadwal aktivitas anda berlangsung antara
pukul 06.00 - 22.00 WIB;
- Tiap minggu jadwal anda berisi 4 kelompok aktivitas
dalam uraian nomor 3 di atas;
- Jadwalkan bahwa waktu belajar mandiri anda minimal 20
jam/per minggu (di luar waktu kuliah di kelas);
- Rencanakan waktu belajar mandiri maksimum 10 jam/per
hari;
- Rencanakan waktu belajar mandiri untuk setiap subyek atau
topik maksimum 5 jam/per hari;
- Selang-seling topik belajar mandiri secara teratur
jika anda misalnya memutuskan bahwa dari jam 07.00 hingga 13.00 adalah
waktu belajar mandiri (maksudnya anda tidak menghabiskan waktu 6 jam
hanya untuk belajar satu topik);
- Ketahui diri anda apakah sebagai ‘morning person’,
‘night owl person’, atau ‘late afternoon person’ untuk memastikan bahwa
jadwal tersebut sesuai dengan irama kerja dan ‘jam biologis’ anda;
- Luangkan waktu untuk istirahat sejenak ditengah waktu
belajar (misal, istirahat tidak lebih 10 menit dari setiap jam);
- Latih dan biasakan diri anda untuk mengerjakan sesuatu
cukup sekali, alias hindari kebiasaan untuk mengulang-ulang. Misal,
membaca teks tentang suatu topic sedapat mungkin cukup 1 kali tetapi
dengan memastikan anda paham dan ingat apa isinya. Hindari mitos bahwa
untuk dapat memahami isi sebuah bacaan, anda harus membacanya 2-3 kali.
- Belajar untuk focus atau konsentrasi, tanpa jeda untuk
waktu minimal 15-20 menit; kemudian ditingkatkan menjadi focus selama
30-50 menit tanpa jeda. Hal ini diperlukan sekali terutama untuk membantu
anda mendengarkan dosen menjelaskan di kelas, mencatat, membaca, dan
menulis. Ingat, membaca dan menulis akademik membutuhkan waktu lebih
panjang disbanding anda menulis surat biasa, membaca majalah, komik, atau
apalagi menulis email, pesan elektronik, twitter atau sejenisnya.
- Kadang kala perlu untuk menyusun jadwal mingguan di
mana 1 hari di antaranya bersih dari tugas-tugas akademik;
- Biasakan untuk melakukan hal-hal kecil dan ‘remeh atau
ringan’ di sela-sela waktu istirahat atau ketika anda sedang menunggu
sesuatu. Misal, merespon pesan elektronik dapat dilakukan hanya ketika
anda istirahat atau ketika anda menunggu untuk bertemu dokter, dosen,
mengantri di loket, atau ketika sedang di dalam angkot (tapi, awas dengan
telepon seluler anda karena melakukan ini di dalam angkot juga potensial
mengundang orang jahat untuk mengganggu anda);
- Belajar dan biasakan diri untuk berani menolak ajakan
atau mengatakan ‘tidak’ pada teman, sahabat, sanak famili ketika mereka
mengundang atau mengajak melakukan satu kegiatan tertentu yang dapat
mengacaukan manajemen waktu anda. Demikian pula untuk menolak keluar
rumah menjelang hari ujian; atau ajakan untuk melakukan beberapa komitmen
secara bersamaan;
- Mintalah teman, sahabat, dan sanak famili untuk
menghormati manajemen waktu anda juga serta buatlah mereka paham bahwa
mereka tidak bisa setiap saat mengganggu anda atau meminta berkomunikasi
dengan anda setiap saat semau mereka ketika anda sedang belajar;
- Isolasikan diri anda sendiri agar dapat berkonsentrasi
atau fokus belajar (membaca atau menulis), dengan misalnya: menutup pintu
kamar, mematikan perangkat audio visual, mematikan telepon seluler,
berhenti merespon email atau pesan elektronik, twitter, facebook atau
sejenisnya;
- Bersikap realistik dan cukup fleksibel, jangan kaku.
Menyusun jadwal yang amat ketat dan memaksa untuk mematuhinya secara kaku
justru dapat membuat anda pada akhirnya menjadi jenuh, dan kehilangan
gairah (passionate) belajar sehingga menjadi kontra produktif. Perhatikan
pula bahwa kecepatan anda dalam belajar dan mengelola manajemen waktu
belajar dapat berubah seiring dengan pertambahan semester. Misal, pada
1-2 semester pertama di bangku perguruan tinggi anda mungkin merasakan amat
sulit menyusun manajemen waktu dan berat sekali tuntutan yang harus anda
penuhi; tetapi pada semester 3 dan seterusnya anda mungkin akan merasa
sedikit lebih longgar, dinamis, dan lebih fleksibel. Hal ini terjadi
karena anda sudah terbiasa, mengenal lingkungan lebih baik, mengenali
kebiasaan diri sendiri, dan juga anda bertambah dewasa.
- BAGAIMANA MENGHINDAR MENJADI PROCRASTINATOR?
Procrastinator
adalah orang yang amat suka menunda pekerjaan hingga jelang hari atau menit
akhir dari batas waktu. Tindakan menunda pekerjaan hingga jelang dead-line
disebut procrastination. Jika hal ini dibiarkan berlangsung terus menerus jelas
akan menjadi kebiasaan belajar yang buruk. Bahkan, kebiasaan ini akan terus
membudaya di saat anda sudah bekerja sebagai profesional atau pengemban profesi
yang akibatnya adalah kinerja anda tidak akan optimal, stress berat, berdampak
buruk pada kesehatan fisik hingga kegagalan. Oleh karena itu, biasakan diri
anda untuk tidak menjadi procrastinator. Bagaimana caranya? Beberapa petunjuk
berikut ini mungkin dapat anda lakukan:
- Biasakan belajar atau bekerja berdasarkan agenda sebab
dengan cara ini anda akan menyadari berapa banyak aktivitas dalam sehari
yang mampu anda lakukan sesuai kemampuan dan akhirnya anda akan
mengetahui bahwa menunda belajar/pekerjaan pada akhirnya tidak akan
membantu anda sama sekali.
- Jika anda memulai mengerjakan suatu tugas besar
seketika pada saat anda merasa siap atau berada di bawah tekanan harus
selesai karena esok adalah tenggat waktu penyelesaian, maka memang
mungkin anda akan berhasil, tapi ingat tidak selalu akan berhasil.
- Jadi, mulailah dari hal kecil sejak awal. Cobalah
untuk mengurai atau menjabarkan satu tugas besar menjadi beberapa tahap
atau bagian kecil yang memungkinkan anda untuk segera mengerjakannya
sedini mungkin. Dengan mengerjakan tugas besar itu bagian demi bagian
sejak awal akan menyadarkan anda seberapa besar sesungguhnya tugas itu
dan membutuhkan berapa lama waktu untuk menyelesaikannya. Pada akhirnya,
ketika jelang tenggat waktu anda menyelesaikannya, maka anda tidak akan
merasa terlalu terbebani. Misal, ada ditugasi membuat suatu makalah
dengan topik dan tema tertentu yang harus selesai dalam waktu 30 hari.
Jika anda menunda mengerjakannya hingga jelang 1 minggu bahkan 2 hari
sebelum tenggat waktu habis, anda sama saja dengan bunuh diri! Jika anda
berpikir bahwa menulis esai berupa makalah ilmiah itu mudah karena tokh
ditulis dalam Bahasa Indonesia, isinya bisa ‘ngarang saja’, bahkan
tinggal ‘copy and paste’, maka anda tidak pantas menjadi mahasiswa
apalagi kaum intelektual dan profesional. Oleh sebab itu, mulailah dengan
mengerjakan hal-hal kecil terlebih dahulu pada hari 1-4 tugas itu
diberikan dengan misalnya membuat (a) mind mapping tentang topik dari
tugas itu (b) menentukan tema atau argumentasi utama anda untuk makalah
itu (c) mengumpulkan bahan pustaka (d) menyeleksi dan mencatat
judul-judul bahan pustaka yang nantinya akan menjadi daftar pustaka dalam
makalah anda. Lalu pada hari 5 - 10 anda mulai membaca kritis dan membuat
catatan terhadap hasil bacaan itu; pada hari 11 - 12 anda harus mulai
menyusun sistematika penulisan makalah; pada hari 13 - 18 anda harus
mulai menulis dan menyelesaikan draf pertama, hari 19 - 21 merevisi
kembali draf pertama untuk memeriksa dan melakukan perbaikan, penambahan
atau pengurangan bagian-bagian tertentu terutama masalah tata bahasa,
pemilihan kata, kekuatan argumentasi, kelengkapan data, konsistensi
dengan tema awal, dsbnya; kemudian hari 22 - 25 anda harus menyelesaikan
draf kedua, kemudian hari 26 - 28 anda revisi dan periksa kembali untuk
memastikan bahwa makalah anda benar sesuai dengan sistematika penulisan
esai mulai dari pengantar hingga simpulan, ketepatan pencantuman
referensi berupa catatan kaki dan daftar pustaka, tidak ada kesalahan ketik,
pencantuman halaman-nama-nomor mahasiswa anda-nama dosen-kelas, lalu
tulis hasilnya untuk menjadi draf ke tiga atau final; hari 29 anda cetak
dan/atau jilid dan periksa kerapian dan detil lainnya, lalu serahkan atau
kirim lewat email ke dosen kelas. Jadi, bayangkan pekerjaan sebesar dan
sepanjang itu tidak mungkin akan anda kerjakan hanya dalam waktu 1 minggu
apalagi 2 hari jelang batas waktu berakhir!
- Bekerjalah tanpa mengundang kemungkinan ada gangguan,
misal matikan pemutar musik, video, telepon seluler, koneksi internet dan
sejenisnya yang jelas-jelas dapat mengganggu kosentrasi anda. Jika anda
orang yang tergantung pada musik untuk membantu konsentrasi anda, maka
lakukan sebaliknya yakni putar perangkat audio anda.
- Untuk mengurangi kebosanan, modifikasi sedikit topik
belajar anda pada hari itu, misal dengan diselingi baca surat kabar, baca
komik, coret coret menggambar suatu obyek, bertanam, memberi makan ikan
di kolan/akuarium atau bermain dengan hewan peliharaan anda seperti
anjing atau kucing, dsbnya. Hal penting adalah anda ingat bahwa jangan
terlena mengerjakan hal-hal ini sehingga lupa topik utama hari itu!