NGEBLOG BARENG YUK...!!!
DEVINISI HUMAS
- A. Definisi Humas
Definisi humas dapat di jelaskan dengan
2 (dua) klasifikasi. Pertama, tentang karakteristik humas atau ciri-ciri
humas. Kedua, keberadaan humas dalam organisasi yang meliputi tujuan
humas, fungsi humas, tugas dan kegiatan humas. Pada umumnya Hubungan
masyarakat, atau sering disingkat humas (bahasa Inggris : public
relation) adalah seni menciptakan pengertian publik yang lebih baik
sehingga dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap suatu individu/
organisasi. Sebagai sebuah profesi seorang Humas bertanggung jawab untuk
memberikan informasi , mendidik, meyakinkan, meraih simpati, dan membangkitkan
ketertarikan masyarakat akan sesuatu atau membuat masyarakat mengerti dan
menerima sebuah situasi.
- B. Karakteristik Hubungan Masyarakat
Ada 4 (empat) ciri utama humas yang
disebut sebagai karakteristik humas, diantaranya yaitu :
- Adanya Upaya Komunikasi Yang Bersifat Dua Arah
Hakekat humas adalah komunkasi.
Namun tidak semua komunikasi dikatakan humas. Komunikasi yang menjadi cirri
kehumasan adalah komunikasi dua arah yang memungkinkan terjadinya arus
informasi timbale balik.
- Sifatnya Yang Terencana
Sifat humas yang terencana
mengandung pengertian bahwa kerja / aktivitas humas merupakan kerja / aktivitas
yang berkesinambungan, memiliki metode terintegrasi dengan bagian lain dan
hasilnya tangible (nyata). Syarat terencana dan dan berkesinambungan ini
merupakan salah satu sarat yang dinilai dalam kompetisi tertinggi program PR
internasional, yakni Golden World Award For Excellence in PR (GWA).
- Berorientasi Pada Organisasi / Lembaga
Denngan mencermati orientas
tersebut, maka syarat mutlak dalam kerja humas adalah pemahaman yang tinggi
terhadap visi,misi, dan budaya organisasi / lembaga. Visi, misi, dan budaya
organisasi / lembaga inilah yang menjadi materi utama humas, sehingga dapat
mencapai tujuan humas dan mendukung tujuan manajemen lainnya, termasuk tujuan
marketing.
- Sasarannya Adalah Pubublik
Yaitu suatu kelompok dalam
masyarakat yang memiliki karakteristik kepentingan yang sama. Jadi sasaran
humas bukanlah perorangan, hal ini perlu disampaikan sebab masih ada orang yang
mengistilahkan PR sebagai personal Relation.
BAB II
KEBERADAAN HUMAS DALAM ORGANISASI
- A. Tujuan Humas
Humas pada hakikatnya adalah
aktivitas, maka sebenarnya tujuan humas dapat dianalogikan dengan tujuan
komunikasi, yaitu adanya penguatan dan perubahan kognisi, afeksi dan perilaku
komunikannya. Dengan demikian, rumusan yang paling tepat mengenai tujuan humas
adalah sebagai berikut:
- Terpelihara dan Terbentuknya Saling Pengertian (Aspek Kognisi)
Yaitu membuat public dan organisasi
/ lembaga saling mengenal. Baik mengenal kebutuhan, kepentingan, harapan,
maupun budaya masing-masing. Dengan demikian aktivitas kehumasan harusnya
menunjukkan adanya usaha komunikasi untuk mencapai saling kenal dan mengerti
tersebut. Sifat komunikasinya cenderung informative saja.
- Menjaga dan Membentuk Saling Percaya (Aspek Afektif)
Artinya lebig pada tujuan emosi,
yakni pada sikap (afeksi) saling percaya (mutual confidence). Untuk
mencapai tujuan saling percaya ini, prinsip-prisip komunikasi persuasif dapat
diterapkan. Sikap saling percaya keberadaannya masih bersifat laten
(tersembunyi), yakni ada pada keyakinan seseorang (publik) akan
“kebaikan/ketulusan” orang lain (organisasi/lembaga akan “kebaikan/ketulusan
publiknya.
- Memelihara dan menciptakan kerja sama (Aspek Psikomotoris)
Yaitu dengan komunikasi diharapkan
akan terbentuknya bantuan dan kerja sama nyata. Artinya, bantuan dan kerja sama
ini sudah dalam bentuk perilaku atau termanifestasikan dalam bentuk tindakan
tertentu.
Mengacu dari ketiga tujuan di atas,
dapat diambil kesimpulan bahwa setelah pengetahuan/pikiran dibuka, emosi
atau kepercayaan disentuh maka selanjutnya perilaku positif dapat diraih. Pada
akhirnya, semua itu kembali pada tujuan yang lebih besar yakni, terbentuknya citra/
image yang fafourable tehadap organisasi/lembaga dimana humas berada.
- B. Fungsi Humas
Berbicara fungsi berarti berbicara
masalah kegunaan humas dalam mencapai tujuan organisasi/lembaga. Dalam buku Publi
Relations: Teori dan Praktek yang ditulis oleh Djanalis Djanaid (1993)
disebutkan dua fungsi PR Yaitu:
- 1. Fungsi konstruktif
Fungsi ini mendorong humas membuat
aktivitas ataupun kegiatan-kegiatan yang terencana, berkesinambungan yang
cenderung bersifat proaktif. Termasuk disini humas bertindak secara preventif
(mencegah).
- 2. Fungsi korektif
Artinya, apabila sebuah
organisasi/lembaga terjadi masalah-masalah (krisis) dengan public, maka humas
harus berperan dalam mengatasi terselesainya masalah tersebut. Fungsi ini sama
halnya dengan suatu penyakit, ketika orang sudah dalam keadaan sakit, maka
upaya salanjutnya adalah upaya mengobati menuju kesembuhan. Karena mengobati
adalah salah satu upaya penyembuhan, maka dapat jadi upaya ini gagal totol
sehingga menyebabkan kematian. Pepatah mengatakan, “mencegah lebih baik
daripada mengobati.”
- C. Peranan Petugas Humas
Peranan humas dapat digolongkan
menjadi 4 (empat) peran, diantanya yaitu:
- 1. Expert Preciber Communication
Petugas PR dianggap sebagai orang
yang ahli. Dia menasehati pimpinan perusahaan/ organisasi. Hubungan mereka
diibaratkan seperti hubungan dokter dan pasien.
- 2. Problem Solving Process Facilitator
Yakni peranan sebagai fasilitator
dalam proses pemecahan masalah. Pada peranan ini petugas humas melibatkan diri
atau dilibatkan dalam setiap manajemen (krisis). Dia menjadi anggota tim,
bahkan bila memungkinkan menjadi leder dalam penanganan krisis
manajemen.
- 3. Communication Facilitator
Peranan petugas humas sebagai
komunikasi antara perusahaan/organisasi dengan publik. Baik dengan publik
exsternal maupun internal. Istilah yang paling umum adalah sebagai jembatan
komunikasi antara publik dengan perusahaan. Sebagai media atau penengah bila
terjadi miscommunication.
- 4. Tehnician Comunication
Di sini petugas humas dianggap
sebagai pelaksana teknis komunikasi. Dia melayani layanan di bidang teknis,
sementara kebijakan dan keputusan teknik komunikasi mana yang akan digunakan
bukan merupakan keputusan petugas humas, melainkan keputusan manajemen dan
petugas humas yang melaksanakan.
Peranan yang paling sering dilakukan
petugas humas sangat tergantung dari beberapa hal, Antara lain system budaya
organisasi/perusahaannya, tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas,
struktur organisasi/perusahaan yang menentukan wewenang dan kebijakan humas,
serta cirri khas kehumasan sebuah organisasi/perusahaan. Sementara peranan
ideal menginginkan humas dapat terlibat hingga di tingkat messo/manajerial.
- D. Tugas Humas
Ada tiga tugas humas dalam
organisasi/lembaga yang berhubungan erat dengan tujuan dan fingsi humas. Ketiga
tugas tersebut adalah sebagai berikut:
- Menginterpretasikan, menganalisis dan mengevaluasi kecenderungan perilaku publik, kemudian direkomendasikan kepada manajemen untuk merumuskan kebijakan organisasi/lembaga.
- Mempertemukan kepentingan organisasi/lembaga dengan kepentingan publik. Kepentingan organisasi/lembaga dapat jadi jauh berbeda dengan kepentinga publik dan sebaliknya, namun dapat juga kepentingan ini jauh berbeda bahkan dapat juga kepentingannya sama.
- Mengevaluasi program-program organisasi/lembaga,khususnya yang berkaitan dengan publik. Tugas mengevaluasi program manajemen ini mensyaratkan kedudukan dan wewenang humas yang tinngi dan luas. Karena tugas ini dapat berarti humas memiliki wawanang untuk memberi nasehat apakah suatu program sebaiknya di teruskan ataukah ditunda/dihentikah.
- E. Kegiatan Humas
Kegiatan merupakan implementasi dari
tugas. Dengan demikian, kegiatan humas sebenarnya adalah implementasi dari
tugas humas untuk mencapai tujuan humas dan menjalankan fungsi dan peranannya
secara mennyeluruh.
Kegiatan humas pada hakikatnya
adalah kegiatan berkomunikasi dengan berbagai macam simbul komunikasi, verbal
maupun nonverbal. Kegiatan komunikasi nonverbal, sebagian besar adalah
pekerjaan mulai dari menulis proposal, artikel, progress report,
menulis untuk presentasi, menulis untuk pres (press realis), membuat
rekomendasi dan lain sebagainya. Sedangkan verbal lisan antara lain jumpa pers,
goert guide / open house, announcer, presenter,desk informations, dan sebagainya.
Kegiatan komunikasi nonverbal meliputi penyelenggaraan pameran, seminar, special
event, riset / penelitian, pers kliping, dan sebagainya.
BAB III
ALAT-ALAT HUMAS
- A. Iklan
Perbedaan mendasar iklan sebagai
alat marketing dan iklan sebagai alat humas adalah dengan melihat pesan
yang diiklankan. Selama pesan iklan berkaitan dengan prodok, maka dapat
dikatakan saat itu iklan merupakan media/alat marketing. Namun, ketika
iklan membawa pesan yang berkaitan dengan perusahaan, maka saat itu iklan
merupakan alat atau media humas. Menurut Rhenald Klasik setidaknya ada
empat jenis iklan korporat :
- 1. Public Relations Advertising
Yaitu iklan yang ditunjukkan kepada
masyarakat dengan tujuan menjelaskan tentang suatu hal menyangkut pelayanannya.
Misalnya: pindah gedung, keterlambatan pelayanan, permintaan maaf, ucapan
terimakasih,dll.
- 2. Institusional Advertising
Iklan jenis ini bertujuan untuk
memperkuat image dan awareness. Pesan-pesan yang disampaikan cenderung lebih
filosofis. Misalnya, tentang kotribusi perusahaan terhadap masyarakat, tentang
keberhasilan perusahaan, visi misi perusahaan, pelayanan masyarakat, dan
sebagainya.
- 3. Corporate Identity Advertising
Yaitu jenis iklan yang menampilkan
beberapa identitas perusahaan yang terdiri dari grafik logo, warna identitas,
nama perusahaan dan desain fisik lainnya.
- 4. Recruitmenet Advertising
Bentuk, ukuran, desain, penggunaan
kata-kata, dan kejujuran dalam iklan lowongan pekerjaan menjadi pertimbangan
tersendiri bagi masyarakat untuk menilai reputasi perusahaan.
Selain iklan korporat, penjelasan
tentang iklan dapat dijadikan sebagai alat humas untuk menjelaskan dengan
fenomena bahwa iklan produk juga berimplikasi pada terbentuknya image
negatif tentang perusahaan.
- B. Pameran
Selain iklan pameran juga dapat
digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan humas. Kegiatan pameran, baik yang
diadakan sendiri maupun oleh organisasi lain, merupakan ajang publikasi yang
baik. Disinilah humas memanfaatkan pameran untuk memperoleh publisitas. Petugas
humas melobi pejabat atau tokoh masyarakat yang diminta membuka pameran untuk
mengunjungi stand perusahaannya Hal ini diharapkan pers dapat
mengabadikan foto pejabat dengan latar belakang stand pameran kita
kemudian untuk ditampilkan dalam media masa.
Namun, seperti halnya iklan, pameran
juga memiliki implikasi yang buruk bagi kehumasan. Yakni bila stand
pameran yang dibangun tidak mencermenkan wibawa perusahaan, penjaga stand
yang tidak mencerminkan budaya organisasi,bahan-bahan pameran yang tidak
mencerminkan kualitas produk,dan sebagainya.
- C. Media Internal
Media internal atau dikenal dengan
istilah majalah Ing-griya, perusahaan suatu terbitan yang ditunjukkan untuk
publik internal (karyawan dan keluarga karyawan), berisi tentang beberapa
informasi perusahaan, sifatnya top down maupun bottom up,
tujuannya diciptakan untuk menciptakan kondisi yang well informed dan
membina loyalitas antara karyawan dengan perusahaan.
- D. Fotografi
Dalam humas, foto sangat diperlukan
sebagai bahan publikasi, laporan, berita, iklan, maupun untuk kepentingan
arsip/dokumentasi. Foto-foto ini diambil oleh fotografer yang professional
dengan sutradara seorang humas yang terlatih. Humas harus tetap mengambil
kemudi dalam hal pengambilan dan penyimpanan foto ini tentu ada alasannya.
Karena bagaimanapun, foto yang digunakan untuk keperluan publikasi maupun yang
lain mestinya tidak boleh bertentangan dengan terjaganya image
perusahaan.
- E. Film
Film bagi humas merupakan media
komunikasi, instruksi, riset dan sebagainya. Melalui film humas dapat
menyampaikan pesan-pesannya. Tidak hanya film documenter, film cerita pun
merupakan media yang efektif. Semuanya mengajak masyarakat untuk memaklumi
kelemahan-kelemahan profesionalnya, menghargai kejujuran, dan bertepuk tangan
atas pengorbanannya. Artinya kembali tujuan film itu adalah membentuk image
positif.
- F. Pers
Termasuk dalam kelompok media massa
adalah radio, televisi, surat kabar, majalah, dan buku. Beberapa kegiatan yang
dapat dilakukan humas dalam hubungan ini adalah jumpa pers, press tour press
clipping. Ada banyak keuntungan melakukan kegiatan berhubungan dengan pers.
Tidak hanya memperoleh publisitas bila termuat di media mereka, melainkan humas
juga dapat memposisikan pers sebagai sumber informasi dan evaluasi.
BAB IV
MACAM-MACAM HUMAS
- A. Humas Pemerintah
Humas pemerintah pada dasarnya tidak
bersifat politis. Bagian humas di indtitusi pemerintahan dibentuk
untukmempublikasikan atau mempromosikan kebijakan-kebijakan mereka. Tugas
pemerintah memang sangat berat, sebab masyarakat yang dihadapi terdiri dari
berbagai publik dengan kepentingan yang sangat komplek pula. Hal ini memang
tidak lepas dari “karakteristik” yang meletak dalam setiap program/kegiatan
pemerintah, antara lain sebagai berikut :
- Program pemerintah ditunjuk untuk masyarakat luas. Dengan berbagai latar belakang, karakter, ekonomi, pendidikan (intelejensi) yang beragam.
- Sering kali hasilnya abstrak, yang sulit dilihat dalam waktu dekat, bahkan dalam jangka yang panjang sekalipun, karena sifatnya yang integral dan berkesinambungan.
- Program pemerintah selalu mendapat controlling / pengawasan dari berbagai kalangan terutama pers, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan sebagainya.
Kebanyakan humas pemerintah
diarahkan untuk hubungan dengan media, masalah umum, dokumentasi dan publikasi.
Sementara itu, kegiatan-kegiatan yang biasanya ditangani oleh humas antara lain
adalah konferensi pers, membuat pers release, press clipping, pameran-pameran,
penerbitan media interen, mengorganisir pertemuan dengan masyarakat, penerangan
melalui berbagai media komunikasi bagi masyarakat, mendokumentasi berbagai
kegiatan instansi, mengorganisir kunjungan-kunjungan para pejabat,menerima
keluhan masyarakat/publik.
- B. Humas Industri Dan Bisnis
Humas industri dan bisnis telah
diterima oleh perusahaan-perusahaanbesar. Humas disana meupakan fungsi
menejemen yang turut menentukan suksesnya operasi suatu perusahaan. Humas dalam
industri dan bisnis berkembang sering dengan masyarakat terhadapp
keputusan-keputusan yang dibuat oleh manajement terutana didalam industri dan
bisnis.Kesadaran masyarakat tentang pengaruh keputusan industri dan bisnis
terhadap hal-hal diatas dan masyarakat sebagai sasaran market industri
dan bisnis di sisi yang lain, menimbulkan kesadaran kalangan industri dan
bisnis untuk ikut memperhatikan danmelibatkan peranan masyarakat terhadap
keputusan mereka.
Masyarakat dapat digunakan oleh
industri untuk mempengaruhi legislative,pengesahan undang-undang uatau peraturan,
usaha-usaha lobi masyarakat, liputan pers, komentar editorial, surat pembaca
ataupun dalam usaha pemberitahuan kepada cabang-cabang perusahaan. Beberapa
penerapan humas dalam industri dan bisnis meliputi ; hubungan dengan pelanggan
dan peran humas terhadap marketing yang pada akhirnya melahirkan
peraturan marketing PR (MPR), hubungan pemegang saham, hubungan dengan
karyawan, hubungan dengan pers, bantuan untuk merekrut pegawai baru, hubungan
dengan komunitas, hubungan antar perusahaan/organisasi lain, hubungan dengan
pemerintahan (legeslatif dan eksekutif.
- C. Humas Sosial
Banyak aktivitas humas yang
menyangkut kesejahteraan umum terpisah dari implikasi-implikasi komersial yang
biasa. Berikut ini beberapa praktik humas dalam organisasi-orgganisasi sosial,
latar belakang, dan penerapan-penerapannya.
- 1. Humas Penegak Hukum
Termasuk dalam hal ini humas yang
berada dalam kepolisian. Penegak hukum perlu mendengarkan dan tanggap terhadap
kepentingan umum supaya mereka dapat membantu masyarakat dengan baik.
- 2. Humas Organisasi Keagamaan
Organisasi-organisasi keagamaan
sekarang mulai menyadari pentingnya media masa untuk mencapai para jamaah dari
mempropagandakan doktrin-doktrin mereka.
- 3. Humas Provesi
Profesi kedokteran, profesi
pengacara, profesi wartawan, profesi artis dan sebagainya, juga tidak kalah
dalam menggunakan pendekatan humas untuk berkomunikasi dengan masyarakat.
- 4. Humas Organisasi Sukarela
Ada banyak organisasi sukarela,
puluhan, ratusan, bahkan mungkin ribuan, dan kebanyakan mereka membutuhkan dana
terus menerus. Sehingga dapat dikatakan pencarian dana merupakan tujuan pokok
dari organisasi ini, dana ini nantinya untuk membiayai kerja sosial,
kesejahteraan masyarakat, dan hal-hal lainnya. Menerbitkan majalah internal,
surat edaran, selebaran-selebaran, publikasi, kop surat, dan sebagainya. Citra
organisasi sosial sangat penting bagi kesuksesan baik dalam menarik dana
bantuan ataupun menjamin kerjasama dari para pekerja sukarela. Disitulah
perlunya organisasi sukarela memerlukan nasehat ahli humas dan menggunakan
pendekatan kehumasan.
- D. Humas Organisasi Internasional
Lahirnya humas internasional
disebabkan oleh adanya perubahan sangat cepat di dalam segala bidang, misalnya
perkembangan bidang pariwisata, bidang komunikasi, transportasi, tukar menukar
dibidang pendidikan seperti pertukaran dosen dan mahasiswa, timbulnya masalah
internasional, dalam bidang ekonomi, politik dan sebagainya. Petugas humas akan
di rekrut dari berbagai negara untuk menghindari bias. Media yang biasa
digunakan adalah pers, film, konferensi, study group, dan sebagainya.
Jelas bahwa aktivitas humas tidak dapat dibatasi oleh batasan-batasan Negara.
BAB V
FENOMENA HUMAS
- A. Pembahasan
Penerapan humas dalam organisasi
berbeda-beda. Tergantung dari pertama interpretasi / persepsi pimpinan
organisasi / lembaga, kedua kebutuhan organisasi/ lembaga, dan jenis
organisasi/lembaga. organisasi/lembaga dapat dibedakan berdasarkan orientasi
profit dan nonprofit atau komersial dan nonkomersial. Dilihat dari bidang
usahanya ada organisasi/lembaga jasa dan manufaktur. Dilihat dari setatusnya
ada organisasi/lembaga pemerintah dan swasta. Berikut adalah contoh-contoh
penerapan humas di berbagai macam organisasi/lembaga.
- 1. Kisah di Balik Sukses Jurassic Park
Diceritakan kembali dari penuturan Jannus
Hutapea dalam Lokakarya Publik Relations di Universitas Trisakti, 1999.
- 2. Kisah Persebaya
Diceritakan kembali dari penuturan H.
Agil H. Ali, dalam Short Course Public Relations, Retorika & Protokoler
oleh indopurels dan PWI Jatim, Surabaya 1991.
- 3. Kisah MacDonald
Diceritakan kembali dari penuturan Rhenald
Kasali saat beraudisi tantang hasil penelitiannya, ”Strategi Penanganan
Krisis”, di Universitas Muhamadiah Malang, 1999.
- 4. Kisah Lemak Babi Dancow
Diceritakan kembali dari penuturan Miranti
Abidin dalam Lokakarya Provesionalisme Public Relations, di Universitas
Petra Surabaya, 1998.
- 5. Kisah Arianespace
Diceritakan kembali dari penuturan Wicaksono
Noeradi dalam Lokakarya Provesionalisme Public Relations, di Universitas
Petra Surabaya, 1998.
- 6. Kisah Hallmark
Halmark adalah perusahaan pembuat
dan distributor kartu terkenal di amerika. Pusat perusahaan berada di Kansas
City dan dikelola oleh professional yang sangat mengerti akan manfaat humas
bagi perusahaannya. Komitmen yang mengitari bisnisnya sangat kuat, suatu
komitmen yang sangat menguntungkan bagi penerapan humas yang ideal.
Masih banyak lagi yang sebenarnya
menurut kita, namun tidak disadari. Kesadaran akan lingkungan hidup di
Indonesia,juga menggunakan strategi kehumasan.
BAB VI
PROFIL HUMAS
- A. Humas Yang Melembaga
Sebagai bidang yang melembaga
beraarti memiliki seseorang yang memimpin, memiliki staf dan mestinya memiliki
ruang/tempat dan sarana-prasarana pendukungnya.Pengorganasasian disini
berbicara tentang struktur, wewenang, tugas dan tanggung jawab. Humas yang
melembaga lebih dikenal dengan istilah, bagian/departermen/ divisi humas/ PR/ communication.
Dalam bentuk ini terdapat dua system, yaitu sistem sentralisasi dan
desentralisasi.
Sistem Sentralisasi yaitu biasanya diterapkan pada perusahaan yang tidak besar.
Di mana aktivitas PR diorganisasi secara terpusat atau oleh pusat, posisi atau
keduduukan praktisi PR biasanya berada di bawah bagian yang lain dan berada di
tingkat lower-middlemanagement.
Sistem Desentralisasi yaitu sistem ini biasanya diterapkan pada peruahaan yang
besar, dam manajemen mengerti betul akan pentingnya PR sebagai suatu pendekatan
manajemen.
Sistem mana yang akan diterapkan
tergantung dari beberapa hal, antara lain sebagai berikut :
- 1. Besar Kecilnya Perusahaan
Hal ini akan berkaitan dengan
kemampuan perusahaan untuk menyediakan dana bagi humas, kompleksitas
permasalahan yang dihadapinya, kemampuan dalam menyediakan sumber daya
kehumasan yang lainnya.
- 2. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi berkaitan dengan
wewenang dan tanggung jawab, hubungan antar struktur, system yang membangun dan
budaya organisasi.
- 3. Arti Penting PR Bagi Manajemen
Hal ini berkaitan dengan kekhasan
penerapan humas di suatu lembaga, kewenangan petugas humas, peranannya dalam
manajemen dan bentuk support dari manajemen puncak.
- 4. Karakteristik Khas Kehumasan Masing-Masing Lembaga
Hal ini sangat erat kaitannya dengan
arti penting PR bagi manajemen.
- B. Exstern PR/Humas Agency
Exstern PR adalah sebuah lembaga/perusahaan
independen yang berbadan hukum dan bergerak dala layanan dibidag humas, PR
ekstern meliputi :
- 1. PR Full Service, sebuah perusahaan tersendiri yang bergerak dalam bisnis pelayanan kehumasan, meliputi kegiatan konseling dan sekaligus pelayanan konsultasi dan pelayanan apa yang mereka berikan kepada klien ( perseoranga/perusahaan PR tersebut).
- 2. PR Consultant, yaitu perusahaan PR yang bergerak dalam yayanan konsultasi kehumasan. Pelayanan kosultan yang diberikan tergantung dari kompetensi yang dimiliki para konsultannya.
Beberapa perusahaan Full Service dan
Consultant memberi pelayanan di beberapa bidang antara lain :
- Pemulihan citra
- Pembentukan citra
- Corporate culture
- Media relations dan publisitas
- Government relations
- Marketing PR
- Komunikasi organisasi
- h. Community relations
- 3. Even Organizer, adalah perusahaan yang melayani jasa sebagai pelaksana sebuah event / kegiatan yang berhubungan dengan publik. Perusahaan ini cenderung spesialis, misalnya:
Sistem kerja perusahaan PR ekstern
ini, selayaknya hubungan antara pengacara dengan klien (mereka yang memiliki
kasus hokum). Seperti perusahaan advertising dangan klien (advertising).
- C. Profil Petugas Humas
Memang tidak mudah menggambarkan
profil petugas humas, namun dari beberapa buku disebutkan enam criteria yang
merangkum kualitas seseorang praktisi humas yang baik,meliputi hal-hal berikut
ini.
- Mampu menghadapi semua orang yang memiliki aneka ragam karakter dengan baik.
- Mampu berkomunikasi dengan baik, menjelaskan segala sesuatu dengan jelas da lugas, baik lisan maupun tertulis,atau bahkan secara visual.
- Mampu mengorganisir segala sesuatu, termasuk dalam perencanaan prima.
- Memiliki integritas personal,baik dalam profesi maupun kehidupan pribadi.
- Mempunyai imajinasi.
- Serba tahu, dalam hal ini adalah akses informasi yang seluas-luasnya.
Dari uraian diatas, dapat
disimpulkan criteria ideal adalah kemampuan dalam hal manajemen, keterampilan,
dan kepribadian. Gambaran umu tentang profil petugas humas dan kualifikasi yang
dimilikinya sebagai berikut. Petugas humas haruslah orang cukup terampil,
khususnya di bidang penulisan, mendengarkan, berbicara, membaca dan menggunakan
alat-alat komunikasi lainnya.
PR harus memiliki pengetahuan yang
mendalam tentang berbagai macam media dan memahami proses manajeman. PR harus
memiliki kemampuan dalam memecahkan suatu masalah, dala mengambil keputusan,
mengelola opini public, mengefaluasi kecenderungan perilaku dan respo public.
PR juga harus memiliki selera dan perilaku yang baik tentang etika, simpati,
dan empati, kepemimpinan, semangat, kreativitas dan imajiasi,
kematangan/stabilitas kepribadian serta integritas pribadi.
BAB VII
ORGANISASI PROFESI HUMAS
- A. PERHUMAS
Pada tanggal 15 Desember 1972 para
praktisi humas di Indonesia mendirikan Perhimpunan Hubungan Masyarakat
Indonesia (PERHUMAS) di jakarta. Berikut tujuan-tujuan PERHUMAS adalah sebagai
berikut :
- Meningkatkan perkembangan dan keterampilan profesional hubungabmasyarakat di Indonesia.
- Memperluas dan memperdalam pengetahuan mengenai hubungan masyarakat.
- Meningkatkan kontak dan pertukaran pengalaman diantara para anggotanya.
- Menyelenggarakan hubungan dengan organisasi-organisasi serumpun dengan bidang hubungan masyarakat, di dalam maupun diluar negeri.
Tahun 1977 Perhumas memprakarsai berdirinya
organisasi humas di Asia Tenggara yaitu FAPRO (Federation of ASEAN Public
Relations Organization) di Kuala Lumpur. Indonesia melalui Perhumas
ditunjuk menjadi tuan rumah konferensi FAPRO di jakarta.
Sebagai organisasi resmi, Perhumas
telah menetapkan kode etik profesi dan telah terdaftar di Departermen Dalam
Negeri dan Departermen Penerangan waktu itu, serta tercatat dan diakui oleh International
public Relations Association (IPRA), yang merupakan organisasi profesi di
tingkat internasional.
- B. APPRI
Di Indonesia juga terdapat
organisasi yanng menghimpun perusahaan humas, yakni APPRI (Asosiasi Perusahaan
Public Relations). APRI didirikan pada 10 April 1987 di Jakarta bersifat
independen. Tujuan Apri Adalah sebagai berikut:
- Menghimpun, membina dan mengarahkan potensi perusahaan public relations nasional, agar secara aktif, positif, dan kreatif, turut serta dalam usaha mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, berlandaskan pancasila dan UUD 1945.
- Mewujudkan fungsi public relations yang sehat, jujur dan bertanggung jawab, sesuai dengan kode praktik dan kode etik yang lazim berlaku secara nasional dan internasional.
- Mengembangan dan mewujudkan kepentingan asosiasi dengan memberikan kesempatan kepada para anggota dengan konsultasi dan kerjasama serta memberikan saran bagi pemerintah.
- Memberi informasi kepada klien bahwa anggota APPRI memenuhi syarat untuk memberikan nasihat dalam bidang public relations dan akan bertindak untuk klien menurut kemampuan profesionalnya.
- Merupakan sarana untuk para anggotanya dalam soal-soal kepentingan usaha dan profesi, dan menjadi forum koordinasi praktik publik relations.
- Merupakan medium bagi masyarakat umum untuk mengetahui mengenai pengalaman dan kualifikasi para anggotanya.
- Membantu mengembangkan kepercayaan umum atas jasa public relations.
APPRI juga telah menetapkan kode
etik profesi dan memberlakukan pada anggotanya. Sampai sejauh ini anggota APPRI
telah berkiprah di tingkat internasional.
- C. Organisasi Profesi Humasi Di Luar Negeri
Berikut beberapa profil organisasi
profesi dari negara-negara di Dunia, antara lain yaitu:
- 1. PRSA (Public Relations Sociaty of American)
Berkantor pusat di New York, PRSA
berdiri tahun 1947. PRSA memiliki tujuan sebagai berikut:
- Untuk menyatukan mereka yang melakukan kegiatan di bidang humas.
- Untuk mempertimbangkan segala masalah yang dihadapi bidanb kehumasan.
- Untuk merumuskan, memajukan, menjelaskan tujuan, fungsi humas dan seterusnya kepada kelompok-kelompokusaha.
- Untuk memperbaiki hubungan pelaksanaan humas dengan para majikan dan klien.
- Untuk memajukan dan berusaha mempertahankan standar yang tinggi pelayanan umum dan tingkah laku.
- Untuk bertukar pikiran dan pengalaman. Serta untuk menerbitkan pamflet, buku, monografi, majalah dan sebagainya.
- Untuk menggiatkan, menyediakan sarana dan kesempatan bagi riset serta memberikan, menghibahkan, dan menseponsori pemberian beasiswa.
- 2. Institute Public Relations of British (IPR)
IPR merupakan organisasi humas di
nggris didirikan secara resmi dan mendapat pengakuan pada tahun 1964, tujuan PR
adalah sebagai berikut :
- Untuk memajukan perkembangan humas.
- Untuk mendorong dan memupuk ketaatan pada standar profesional yang tinggi untuk para anggotanya.
- Untuk mengatur diskusi, konferusik, pertemuan, dan lain-lain mengenai masalah yanag menjadi pertimbangan bersama.dan secara umun bertindak sebagai wadah bagi pertukayan gagasan mengenai praktek kehumasan.
- 3. Netherlands Society of Public Relations
Beberapa tokoh pers terkemuka di
Belanda merintis suatu perhimpunan profesi humas yang pada tahun 1952 telah
mendapat izin dari kerajaan, dengan nama Netherlands Society of Public
Relations dan pada tahun 1979 namanya diganti menjadi NGPR (Vereniging voor
Public Relations en Voorlichting/Asosiasi PR dan informasi).
- D. Organisasi Profesi Humas Internasional
Organisasi humas tingkat
internasional terbentuk pada Mei 1955 dalam suatu pertemuan di
Stratfort-Upon-Avon, Dengan tujuan sebagai berikut:
- Menyediakan jalur bagi pertukaran gagasan dan pengalaman profesional antara mereka yang berurusan dalam kegiatan humas mengenai kepentingan internasional.
- Mengadakansuatu rotasi apabila anggotanya setiap saat memerlukan pemberitahuan dan bimbingan.
- Membantu mencapai kualitas tertinggi tentang praktik kehumasan umumnya di seluruh negara dan terutama di bidang internasional.
- Meningkatkan praktik kehumasan di semua bidang kegiatan di dunia dan memajukan nilai-nilai dan pengaruhnya melalui promosi ilmu pengetahuan.
- Meninjau dan mencari jalan keluar terhadap permasalahan yang mempengaruhi praktik kehumasan yang biasa terjadi di berbagai negara termasuk masalah-masalah seperti status profesi sebagai kode etik profesi.
- Menebitkan berbagai buleti, majalah atau terbitan-terbitan lain, seperti “Who’s Who” dibidang humas internasional.
- Mengerjakan kegiatan-kegiatan lain yang mungkin menguntungkan para anggotanya.
Keanggotaan IPRA terbuka bagi semua
orang yang bertanggung jawab penuh bagi rencana dan pelaksanaan suatu bagian
penting dan berkaitan dengan semua kegiatan dari suatu badan hukum,
perusahaan,perserikatan, pemerintah atau organisasi lain yang membina hubungan
baik dan produktif dengan publik atan khalayak ramai.
BAB VIII
TOKOH DAN PERISTIWA PENTING
- A. humas di dunia ketiga
Pihak pertama yang menerapkan
teknik-teknik kehumasan dalam “manajemennya” adalah pihak pemerintah. Tahun
1807 ketika presidan Thomas Jefferson dari amerika sedang mengarang
pidatonya yang ke tujuh bagi kongtes, diperkirakan saat itu dia adalah pemakai
istilah humas yang pertama. Ia mencoret kata state of thought dan sebagai
gantinya ia menulis public relations.
Kemudian tahun 1903 seorang tokoh
dari amerika yang kemudian dikenal sebagai “ God Father of PR” untuk praktik
kehumasan, Ivy L. Lee meninggalkan pekerjaannya sebagai reporter dan
memulai pekerjaanya sebagai agen pers. Selain itu kegiatan kehumasan juga telah
dilakukan oleh komisi asuransi di inggris pada tahun 1911 atas instruksi Llyod
George bendahara negara untuk menjelaskan undang-undang asuransi nasional.
Taktik kehumasan yang cukup rinci dan terarah mulai digunakan oleh pemerintah
inggris pada tahun 1912.
Diantara orang berbakat dalam
kelompok creel, munculah seorang tokoh yang pada tahun 1999lalu dikukuhkan
sebagai “God Father of PR” atau pemikiran dalam falsafah dan pendidikan
humas, yakni Edward L. Bernays keponakan Sigmoud Freud. Antara
tahun 1926 hingga 1923 di Iggris berlangsung suatu upaya kehumasan
besar-besaran pada zamannya. Tahun 1926 kerajaan inggris membentuk Dewan
Penasehat Kerajaan yang merupakan tanda pertama digunakan humas sebagaimana
kita kenal sekarang.Tujuan dari dewan ini adalah membuat kerajaan tetap menjadi
pikiran rakyat iggris.
Di antara perang Dunia, terjadi
perkembangan pesat aktivitas humas disetiap bidang kehidupan Amerika Serikat.
Tanda-tanda pecahnya Perang Dunia II mempercepat tendensi tersebut dan
sekalilagi pemerintah Amerika merintis jalan dengan merintis kantor informasi
perang OWI (the office of war information) di bawah pimpinan Elmer Dafis.
Ketika perang dunia berakhir kementrian penerangan diganti dengan suatu
lembaga nonkementrian yaitu Kantor Pusat Penerangan.
- B. Humas Di Dunia Ketiga
Dokumen sejarah humas di Dunia
ketiga memang tidak selengkap dan sebaik yang dilakukan oleh negara-negara
eropa (Inggris) dan amerika. Banyak faktor yang mempengaruhi, selain mental
adalah masalah keahlian dalam mendokumentasikan kejadian-kejadian penting.
Budaya penilaian di Dunia ketiga sangat jauh tertinggal dibandingkan dengan
negara Eropa dan Amerika. Lemahnya bukti sejarah penerapan humas di negara
dunia ketiga juga sangat dipengaruhi kenyataan bahwa sebagai negara yang
awalnya ”terjajah” dan miskin dalam segala aspek kehidupannya baik dari sisi
pendidikan, teknologi, ekonomi, budaya, politik dan sebagainya tidak
memugkinkan adanya penerapan humas yang sesungguhnya.
Aktivitas humas yang didekati dengan
unsur komunikan memerlukan syarat tersedianya komunikator dan komunikan yang
cerdas,media yang memadai, sistem yang demokratis, sarana dan prasayana yang
mendukung. Khusus pada negara-negara dunia ketiga, agaknya kampanye kehumasan
yang banyak mendapat kajian adalah kampanye keluarga berencana, pendidikan,
ketertiban, kesehatan. Namun dewasa ini, sudah mulai kajian pada penerapan
humas modern yang ada di instansi pemerintah maupun bisnis.
KESIMPULAN
Buku dasar-dasar humas tersebut
sangat bagus dan mudah di pelajari, di dalam buku tersebut dijelaskan secara
gamblang mengenai dasar-dasar kehumasan. Bagi kita yang belun mengerti apa itu
yang dimaksut HUMAS, disini akan dibahas mengenai konsep dasar, yaitu tentang
difinisi, keberadaan dalam organisasi, alat-alat humas macam-macam humas,
fenomena kehumasan, profil humas, organisasi profesi kehumasan, maupun sejarah
dan tokoh humas.
Maka dengan membaca buku tersebut
kita dapat mempelajari tentang dasar-dasar HUMAS, kita juga dapat mengetahui
definisi hingga sejarah awal terbentuknya humas. Dengan di berikan contoh
tokoh pelaku humas di Indonesia maupun didunia, maka hal ini akan memberi kesan
kepada pembaca sehingga pembaca akan lebih terkesan dan teringat pada
ingatannya. Oleh karena itu buku ini sangat cocok di jadikan referensi bagi
kita sebagai pegangan dalam menpelajari dasar-dasar humas.
Dalam setiap babnya dikaji secara mendalam
sehingga pembacapun bisa mempelajari secara mendalam serta dapat mengetahui
maupun mempelajari dengan jelas. Selain itu cara penyajian buku dasar-dasar
humas tersebut dilengkapi dengan tugas, reverensi dan evaluasi. Hal ini
memicu pembaca untuk melakukan diskusi antara pembaca dan pinulis.
Diposkan oleh ADHITYA WAHYU PRADANA
0 komentar:
Posting Komentar