Impian Masa Muda
Karya: Adhitya wahyu pradana
Namaku
adalah Adhit, aku terlahir ditengah tengah masyarakat miskin disebuah desa
terpencil dipinggiran Papua.Aku terlahir sebagai kakak tertua dari lima
bersaudara, aku adalah tulang punggung keluarga setelah tiga tahun yang lalu
ayahku berpulang ke yang Maha Kuasa.Kematian Ayahku menjadi pukulan berat untuk
keluarga kami yang hanya sebuah keluarga petani tomat yang miskin, terlebih
lagi Ayahku adalah tulang punggung keluarga yang menghidupi aku, ibuku dan
saudara-saudaraku.
Sepeninggal
Ayahku, muncul keinginan dalam hati lepas dari kemiskinan yang menyelimuti
keluarga dan di desaku.Entah apa yang bisa kulakukan untuk keluarga dan desaku,
aku pun tak mengerti, yang terlintas dalam benakku adalah aku harus melanjutkan
sekolahku yang sempat aku tinggalkan dua tahun yang lalu.Untuk melanjutkan
sekolah aku harus meninggalkan desaku dan meninggalkan semua saudara serta
ibuku disini.Meninggalkan adik-adikku yang masih kecil dan ibuku bukanlah perkara
yang mudah namun aku tertolong karena paman bersedia menjaga mereka
untukku.Dengan berbekal semangat dan
sedikit makanan aku berangkat ke Wamena aku melanjutkan sekolahku karena disini
lah sekolah terdekat dari desaku.Berkat bantuan Bapak kepala desa aku
diperbolehkan bersekolah disini.Tak lama aku bersekolah disini aku telah
mempunyai dua teman akrab yang senasib denganku.Mereka adalah Arash dan Haikal,
arash dia anak keturunan melayu dengan kulit kuning dan rambut lurus, dia tak
tahu siapa orang tuanya karena saat ia baru lahir ia ditemukan berada di depan
pintu panti asuhan oleh pemilik panti.Dan Haikal dia orang pribumi Wamena
dengan rambut ikal dan kuliit agak gelap, Ayahnya adalah seorang pegawai
diperusahaan batu bara di Wamena kata Haikal meskipun ayahnya yang telah
bekerja puluhan tahun di perusahaan itu namun tak pernah mendapat kenaikan gaji
sedikitkun.Kami adalah sahabat yang tak terpisahkan karena kami memutuskan
untuk keluar dari rumah kami dan bersekolah di Sma muhamadiyah 11 Wamena
ini.Kami tinggal disebuah gubuk kecil dipinggiran pasar, kami bersekolah tak seperti mayoritas anak sekolah
lainya yang pulang sekolah pada pukul
dua WITA. Kami harus bekerja sepulang sekolah, kerja apapun yang penting halal
mulai dari kuli angkut sampai pembersih tulang ikan hasil nelayan yang melaut
demi kebutahan kami untuk hidup dan sebagian kami tabung untuk orang tua kami
di rumah. Arash temanku adalah seorang pemimpi yang hebat dia selalu menceritakan impian-impian
hebatnya itu pada kami.Impian kami adalah menjadi orang yang sukses dan bisa
mengangkat derajat martabat orangtua kami, sejak saat itu kami bertiga menjadi lebih giat dalam belajar
maupun bekerja agar impian kami itu tak hanya menjadi sebuah angan-angan.Sampai
suatu hari dimana disebelah gubuk kami berkibar poster dari sebuah film dewasa yang
tentu kami belum waktunya untuk melihat poster itu bahkan melihat film
itu.Namun Haikal dengan penuh rasa penasaran ingin menonton film dewasa itu
dibioskop yang letaknya dekat dengan sekolah kami, aku dan Arash tidak mau
menonton film itu karena untuk membeli tiketnya saja membutuhkan uang yang
tidak sedikit buat kami dan terlebih lagi film itu belum boleh diliat oleh
remaja seperti kami.Dengan penuh cara dan paksaan akhirnya Haikal berhasil
membujuk aku dan Arash agar mengikutinya menonton film itu.Dan betapa sialnya
kami saat sedang menonton film itu dibioskop kami dipergokki sama bapak kepala
sekolah yang sedang mencari apakah ada siswanya yang menonton film itu.Hari
senin saat upacara bendera kami bertiga aku, Haikal dan Arash dihukum berdiri
dan didepan semua murid dengan penuh rasa malu, hal yang tak terduga tiba-tiba
Haikal berlari meninggalkan upacara bendera itu dan sejak itu Haikal tak pernah
masuk sekolah lagi.Setelah berhari hari aku dan Arash mencarinya, akhirnya kami
menemukannya berada dikapal seorang pelaut.Pertengkaran pun terjadi diantara
kami dengan jelas Haikal berkata bahwa semangatnya untuk melanjutkan sekolah
telah tumbang dan kini impiannya adalah ingin menjelajahi dunia sebagai seorang
pelaut.Sejenak aku dan Arash yang disibukkan dengan kegiatan menyambut ujian
kelulusan mulai melupakan mengenai Haikal yang tak tahu kemana ia
sekarang.Walaupun hanya tinggal kami berdua aku dan Arash tak patah semangat
kami makin giat belajar dan bekerja dan hari ujian akhir kelulusan pun
datang.Usaha kami selama tiga tahun ini tidaklah sia-sia aku dan Arash lulus
dengan nilai terbaik di Sma kami dan terbaik seprovinsi Papua dan alhasil kami
berhasil mendapatkan bea siswa untuk belajar di Universitas Indonesia di
Jakarta.Dengan ini aku dan Arash percaya bahwa impian kami semakin dekat dan
bukan tak mungkin kami akan mengubah impian itu menjadi hal yang nyata.Dengan
restu ibu, adik-adikku, paman dan sahabatku Haikal aku dan Arash berangkat ke
Jakarta untuk mengejar impian kami.Meskipun setiap bulan kami menerima uang
hidup dengan nilai satu juta rupiah dan tinggal disebuah asrama namun aku dan
Arash tetap berkerja paruh.Dengan uang dari hasil bekerja paruh waktu itu kami
berharap dapat sedikit meringankan beban keluarga kami di Papua sana.Tak terasa
aku dan Arash telah menjadi seorang sarjana dan memiliki pekerjaan
masing-masing, Sekarang Arash terbang ke luar Paris dan menjadi seorang arsitek
disana dan melanjutkan sekolahnya disana. Dan aku kini berada di jepang
melanjutkan sekolahku serta sedikit demi sedikit membangun perusahaanku
sendiri, lima tahun pun berlalu kini perusahaanku telah memiliki anak
perusahaan dinegeri sendiri Indonesia dan menjadikan aku seorang pengusaha
tersukses asal didunia asal Indonesia.Dan berkat apa yang telah aku capai
sekarang keluargaku, desaku, negeriku telah menjadi makmur dan nyaman untuk
semua yang ada didalamnya.
Saat
aku berada dititik ini, aku tertawa betapa begitu kerasnya usahaku dulu hingga
sampai dititik ini.semua usaha ku dimasa lalu telah berbuah manis untuk semua
orang yang aku sayangi.Terlintas ucapan ayahku dulu sebelum ia meninggal dunia,
ia pernah berkata bahwa “Usaha serta kerja keras tak akan membongimu” benar
kata ayah aku yang dulu bukan apa apa berkat usaha dan kerja kerasku sekarang
aku menjadi seorang pengusaha tersukses di Negeri ini.
0 komentar:
Posting Komentar